Posisi Pemulihan pada Korban Tidak Sadar
Beberapa tahun belakangan, ada sejumlah perubahan-perubahan posisi yang direkomendasikan pada korban yang tidak sadar namun masih bernafas. Hal tersebut dikerucutkan dalam dua variasi. Sebelum tahun 1992, posisi pemulihan menempatkan korban dalam posisi tiga perempat prone dengan lengan dan kaki sebelah atas sebagai penyangga di depan korban untuk mencegah kepala korban terguling. Kaki bagian bawah lurus dan lengan bawah diekstensikan dibelakang korban. Kepala ditempatkan pada posisi yang bisa mempertahankan kebersihan airway dan memungkinkan muntahan bisa mengalir.
Posisi pemulihan sebelum tahun 1992 |
Tahun 1995, Dewan Resusitasi Britania Raya (DRBR) merekomendasi perubahan yang menempatkan kedua lengan didepan korban dengan lengan atas menyilang di atas lengan bawah. Tahun 1997, rekomendasi ini dibatalkan, dan posisi kembali ke posisi sebelum tahun 1992. Beberapa tahun yang lalu, dewan DRBR kembali merubah rekomendasinya, kembali ke posisi posisi 1995. Alasan perubahan ini adalah pada dasarnya tidak ada posisi yang sempurna.
Posisi pemulihan tahun 1995 |
Kerugian posisi sebelum tahun 1992 adalah jika korban berhenti bernafas, lebih sulit menggulingkan kembali pasien ke posisi telentang untuk memulai nafas buatan. Ada juga beberapa bukti anekdot bahwa selama training beberapa pemeran korban terluka lengan/pergelangan tangan mereka saat mereka digulingkan ke posisi tiga perempat prone.
Kerugian posisi 1995 adalah tekanan terhadap lengan bawah dapat menyebabkan kerusakan saraf dan berhubungan dengan aliran darah di lengan bawah. Advis DRBR sekarang adalah untuk training, pemeran korban tidak diberikan posisi ini lebih dari 10 menit. Untuk penyelam yang mungkin juga berada dalam perahu, posisi ini juga kurang stabil
Hal penting yang tiada perdebatan adalah bahwa korban tidak sadar tetapi masih bernafas ditempatkan pada posisi pemulihan. Dalam rekomendasinya tahun 1998, komisi hubungan internasional resusitasi (ILCOR) menyarankan bahwa ada beberapa variasi posisi pemulihan namun untuk menghindarkan kebingungan dalam pelatihan-pelatihan resusitasi sebaiknya mengadopsi satu posisi di dalam organisasi mereka. Adapun prinsip-prinsipnya adalah 1) korban harus sebisa mungkin berada dalam posisi yang mendekati posisi lateral dengan kepala menggantung sehingga memungkinkan aliran cairan secara bebas, 2) menghindarkan tekanan pada dada yang mengganggu pernafasan, 3) memungkinkan korban digulingkan ke samping dan dikembalikan telentang dengan mudah dan aman, 4) memungkinkan observasi dan akses airway dengan baik, dan 5) posisi itu sendiri tdk memberikan injuri tambahan terhadap korban.
Dikutip dari berbagai sumber.
Leave a Comment