Pembinaan Asrama Kampus 2


Dalam rangka mencapai visi institusi yaitu menjadi Program Studi D-III Keperawatan yang unggul dan berkarakter tahun 2019, maka Program Studi D-III Keperawatan Lawang melalui penanggung jawab asrama kampus 2 mengadakan kegiatan pembinaan bagi penghuni asrama. Pembinaan asrama yg dikemas dalam bentuk pembinaan rohani ini diharapkan mampu membingkai perilaku bagi yang tinggal di asrama untuk selalu berbuat baik sehingga menciptakan iklim yang kondusif untuk belajar dan dapat beradaptasi dengan lingkungan baru. Hal ini mengingat penghuni asrama adalah mahasiswa baru, mahasiswa tingkat satu yang baru lulus dari SMA. 

Menurut ibu asrama, Dewi (56) pembinaan asrama dilakukan tiap malam selasa bertempat di musholah. Pembinaan dimulai sekitar jam 19.15 WIB setelah mahasiswa makan malam sampai dengan selesai. Biasanya lama pembinaan sekitar 60 menit. 

Menurut salah seorang peserta pembinaan yang tidak mau disebutkan namanya, menyampaikan bahwa materi kemarin malam sangat menggugah kesadarannya untuk senantiasa berbuat baik. Tema materi berkaitan dengan dua kalimat syahadat dan implementasinya terhadap kehidupan di kampus. Salah satu urgensi dari kalimat syahadat adalah bahwa kalimat ini akan membuat seseorang akan berubah, perubahan ke arah positif. Misalnya pada saat ujian, seorang mahasiswa yang memahami kalimat syahadat tidak akan mau berbuat tidak jujur seperti mencontek, bertanya jawaban ke temannya dan berbagai ketidakjujuran lainnya. Alasannya sederhana bahwa Yang Maha Kuasa melarang tindakan tidak jujur. Mencontek saat ujian adalah satu bentuk ketidakjujuran yg dilakukan oleh mahasiswa kepada dosennya. Tidak saja kepada dosennya bahkan kepada dirinya sendiri, orang tuanya dan bahkan kepada Yang Maha Kuasa. Lantas bagaimana kalo kita tidak lulus? Ini adalah bisikan-bisikan negatif yang sering membuat mahasiswa gelisah, khawatir tidak lulus ujian sehingga menjadi dorongan bagi mereka untuk berbuat tidak jujur. Jika seseorang memahami kalimat syahadat, kekhawatiran di atas akan lenyap. Kenapa demikian, karena mereka meyakini takdir, bahwa sesuatu tidak lepas dari ketentuan yang telah ditakdirkan dan manusia hanya menjalani apa yang telah ditakdirkan. Disinilah persoalannya, bahwa dalam menjalani takdir, apakah seseorang menggunakan cara-cara yang baik sesuai dengan tuntunan ataukah sebaliknya dengan cara-cara yang justru mengundang murka-Nya. Jika dalam menjalani takdir, seseorang dapat bersabar dan istiqomah dalam kebaikan, maka Yang Maha Kuasa pasti akan menolong hamba-Nya dalam setiap kesulitan. Sebaliknya ketidaksabaran atas ujian dan takdir-Nya akan menyebabkan pembiaran dan ketidakpedulian Yang Maha Kuasa. Lebih-lebih bisa mengundang murka-Nya.
Jama'ah Putri
Pembinaan diakhiri dengan tanya jawab seputar materi yang diberikan. Tidak jarang peserta menanyakan hal-hal lain di luar materi pembinaan (abi/asa).
Abi. Powered by Blogger.