Rapat Kerja ke-2 Polkesma 2016
Memasuki penghujung tahun, Polkesma menyelenggarakan Rapat Kerja yang ke-2 tahun 2016. Raker diselenggarakan 3 hari mulai hari ini, kamis tanggal 8 Desember hingga sabtu, 10 Desember 2016. Raker Polkesma saat ini diselenggarakan di dekat kampus 1, tepatnya di Hotel Aston Villa kota Jember jl. Sentot Prawirodirjo No. 88. Peserta raker berjumlah 101 orang terdiri dari direktur, para pudir, kajur dan sekjur, kaprodi, ka unit, dan kaur serta hampir seluruh staf direktorat, kecuali staf keuangan yang pada saat-saat seperti ini sangat sibuk dengan serapan anggaran.
Ketua pelaksana, bpk Setyo Harsoyo, SKM, M.Kes yang juga menjabat Pudir 2 Polkesma dalam sambutannya menyampaikan bahwa agenda raker saat ini sangat penting. Pengalaman 2016 jangan sampai terjadi di masa mendatang. hari ini DIPA 2017 sudah disetujui oleh DJA, tepat rasanya kalau dibedah. Yang kedua, beliau menekankan bahwa pelaksanaan anggaran memerlukan pertanggung jawaban yang tidak mudah, sehingga perlu kehati-hatian. Kalau tahun lalu Polkesma meraih predikat WTP maka minimal saat ini juga harus WTP. Dan jika memungkinkan harus ditingkatkan.
Agenda berikutnya adalah evaluasi kinerja. "Saat ini akan disusun kinerja 2017. Mohon kiranya tidak bosan dan jangan dianggap remeh krn pertanggungjawabannya lebih berat. Remunerasi bisa saja dikembalikan kalau ternyata laporan kinerja tidak dapat dibuktikan." tutur bapak yang asli arema.
Dalam kesempatan itu, Pudir 2 juga menyampaikan hasil studi banding di UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta. Tim berhasil mendapatkan referensi, atau sumber--sumber baru. "Dibandingkan dengan UIN yang sudah berjalan 5 tahun, remunerasi polkesma yang baru berjalan di tahun pertama, tidak jelek-jelek amat." kesan beliau. Oleh karena itu kita perlu bangga, karena konsep di UIN mirip dengan Polkesma.
Raker dibuka oleh Direktur Polkesma, Bpk Budi Susatia, SKp, M.Kes. Sebelum membuka raker beliau menjelaskan perbedaan macam-macam rapat, seperti rapat kerja (raker), rapim (rapat pimoinan) dan rakor (rapat koordinasi). Menurut beliau raker seperti saat ini adalah rapat yang dilakukan oleh seluruh komponen organisasi. Di dalam rapat ada proses evaluasi. Dan seluruh komponen terlibat dalam evaluasi.
Selanjutnya beliau memberikan beberapa arahan kepada seluruh peserta tentang rencana masa depan Polkesma yang akan membangun 3 pilar utama agar Polkesma dapat mencapai visi misi dan meningkatkan daya saing lulusan. Arahan ini juga pernah disampaikan oleh beliau pada beberapa kesempatan, seperti pada workshop item development 2 minggu yang lalu (Baca juga : 3 Pilar Utama Pengembangan Polkesma di masa mendatang).
Menanggapi isu terkini tentang pendidikan vokasi dimana dosen tidak harus berpendidikan minimal S2, Budi Susatia menyatakan boleh-boleh saja selama dosen yang bersangkutan memiliki keahlian sesuai level KKNI.
Berbagai hal beliau singgung dalam sambutannya termasuk harapan 2017 agar Polkesma bebas korupsi, peningkatan sarana laboratorium, anggaran untuk tugas belajar dosen, reakreditasi prodi-prodi yang masih level C, perlunya polkesma membangun store sebagai tempat penjualan souvenir, kantor layanan BRI dalam kampus, dll. Khusus bagi dosen yang bersedia melanjutkan S2 atau S3 ke luar negeri akan disediakan anggaran BLU sebesar 1 M.
Terakhir beliau menyampaikan kegiatan-kegiatan selama bulan Desember yang sedemikian padatnya hingga ada beberapa kegiatan perlu dilakukan panjadwalan ulang, seperti rencana penjajagan kerjasama dengan salah satu universitas di China yang tidak bisa dilakukan pada bulan Desember ini.
Ketua pelaksana, bpk Setyo Harsoyo, SKM, M.Kes yang juga menjabat Pudir 2 Polkesma dalam sambutannya menyampaikan bahwa agenda raker saat ini sangat penting. Pengalaman 2016 jangan sampai terjadi di masa mendatang. hari ini DIPA 2017 sudah disetujui oleh DJA, tepat rasanya kalau dibedah. Yang kedua, beliau menekankan bahwa pelaksanaan anggaran memerlukan pertanggung jawaban yang tidak mudah, sehingga perlu kehati-hatian. Kalau tahun lalu Polkesma meraih predikat WTP maka minimal saat ini juga harus WTP. Dan jika memungkinkan harus ditingkatkan.
Agenda berikutnya adalah evaluasi kinerja. "Saat ini akan disusun kinerja 2017. Mohon kiranya tidak bosan dan jangan dianggap remeh krn pertanggungjawabannya lebih berat. Remunerasi bisa saja dikembalikan kalau ternyata laporan kinerja tidak dapat dibuktikan." tutur bapak yang asli arema.
Dalam kesempatan itu, Pudir 2 juga menyampaikan hasil studi banding di UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta. Tim berhasil mendapatkan referensi, atau sumber--sumber baru. "Dibandingkan dengan UIN yang sudah berjalan 5 tahun, remunerasi polkesma yang baru berjalan di tahun pertama, tidak jelek-jelek amat." kesan beliau. Oleh karena itu kita perlu bangga, karena konsep di UIN mirip dengan Polkesma.
Selanjutnya beliau memberikan beberapa arahan kepada seluruh peserta tentang rencana masa depan Polkesma yang akan membangun 3 pilar utama agar Polkesma dapat mencapai visi misi dan meningkatkan daya saing lulusan. Arahan ini juga pernah disampaikan oleh beliau pada beberapa kesempatan, seperti pada workshop item development 2 minggu yang lalu (Baca juga : 3 Pilar Utama Pengembangan Polkesma di masa mendatang).
Menanggapi isu terkini tentang pendidikan vokasi dimana dosen tidak harus berpendidikan minimal S2, Budi Susatia menyatakan boleh-boleh saja selama dosen yang bersangkutan memiliki keahlian sesuai level KKNI.
Berbagai hal beliau singgung dalam sambutannya termasuk harapan 2017 agar Polkesma bebas korupsi, peningkatan sarana laboratorium, anggaran untuk tugas belajar dosen, reakreditasi prodi-prodi yang masih level C, perlunya polkesma membangun store sebagai tempat penjualan souvenir, kantor layanan BRI dalam kampus, dll. Khusus bagi dosen yang bersedia melanjutkan S2 atau S3 ke luar negeri akan disediakan anggaran BLU sebesar 1 M.
Terakhir beliau menyampaikan kegiatan-kegiatan selama bulan Desember yang sedemikian padatnya hingga ada beberapa kegiatan perlu dilakukan panjadwalan ulang, seperti rencana penjajagan kerjasama dengan salah satu universitas di China yang tidak bisa dilakukan pada bulan Desember ini.
Beberapa paparan dipresentasikan dalam raker ke-2 Polkesma meliputi, Hasil Studi Banding tentang Implementasi Renumerasi di UIN Jakarta oleh Setyo Harsoyo, SKM, M.Kes, Evaluasi Remunerasi Poltekkes Kemenkes Malang, oleh Rizki Fadhila, Bedah Dipa oleh Tanto Hariyanto, S,Kep., Ns, M.Biomed, Implementasi Remunerasi Badan Layanan Umum dan Penilaian Kinerja Remunerasi oleh Bpk Efendi, SE, MM dari Politeknik Pelayaran Surabaya. (abi/asa).
Leave a Comment