Sputum

 

Sputum atau dalam bahasa Indonesia disebut dahak adalah zat lendir yang dikeluarkan dari paru-paru dan saluran udara. Sputum mengandung berbagai bahan biologis seperti sel darah putih, puing-puing seluler, dan cairan serosa [1] [2]. Ini memainkan peran penting dalam mendiagnosis kondisi pernapasan seperti pneumonia, tuberkulosis, dan kanker paru-paru [3]. Dahak dapat diperiksa untuk sifat reologisnya, dengan perubahan yang diamati selama keadaan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang stabil dan eksaserbasi akut, menunjukkan hubungan dengan parameter fungsi paru-paru dan keberadaan bakteri [4]. Selain itu, sampel dahak dapat dianalisis melalui metode mikrobiologis untuk mendeteksi berbagai jenis sel, membantu dalam diagnosis infeksi pernapasan [5]. 

Warna Dahak dan Indikator

Warna dahak dapat memberikan indikasi berharga mengenai peradangan saluran napas, infeksi bakteri, dan keparahan penyakit pada kondisi pernapasan seperti bronkiektasis dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Warna dahak, mulai dari bening/putih hingga hijau/hijau tua, berkorelasi dengan penanda keparahan penyakit, peradangan, aktivitas protease neutrofil, dan beban bakteri [6] [7]. Warna dahak yang lebih gelap, seperti kuning tua atau kehijauan, dikaitkan dengan kemungkinan kolonisasi bakteri yang lebih tinggi pada pasien PPOK, membantu mengidentifikasi individu yang berisiko [8]. Selain itu, kategorisasi warna dahak, bila digunakan sebagai alat diagnostik, dapat berdampak pada pemanfaatan sumber daya dengan memandu pengujian laboratorium dan resep antibiotik berdasarkan indikasi warna keberadaan bakteri [9]. Namun, sementara warna dahak umumnya digunakan sebagai penanda infeksi bakteri pada eksaserbasi akut PPOK, akurasi diagnostik mandiri terbatas karena sensitivitas sedang dan spesifisitas yang buruk [10].


Daftar Pustaka

  1. Andrew, J., Crannage. (2022). Culture - Sputum.   doi: 10.1016/b978-0-323-79007-9.00022-2.
  2. Afshin, Abdi., Debbie, Schumann., Léo, Franchetti., W, J, Chen., Michael, Tamm., Daiana, Stolz. (2022). Sputum rheology in stable and exacerbated chronic obstructive pulmonary disease.   doi: 10.1183/13993003.congress-2022.3040.
  3. Rebecca, Myatt. (2017). Sputum collection and analysis: what the nurse needs to know.. Nursing Standard,  doi: 10.7748/NS.2017.E10228.
  4. Subasa, Chandra, Bishwal., Ranjan, Kumar, Nanda., Rajendra, Kumar, Behera. (2018). Sputum as a Diagnostic Matrix for Respiratory Disease Screening. International Journal of Health Sciences and Research.
  5. F., I., Azman., Kamarul, Hawari, Ghazali., Zeehaida, Mohamed., Rosyati, Hamid. (2015). Detection of sputum smear cell based on image processing analysis.
  6. James, D., Chalmers., Simon, Finch. (2014). Sputum colour in non‐CF bronchiectasis: The original neutrophil biomarker. Respirology,  doi: 10.1111/RESP.12228
  7. Robert, A., Stockley., D, Bayley., S, L, Hill., Adam, T., Hill., S, W, Crooks., Edward, J., Campbell. (2001). Assessment of airway neutrophils by sputum colour: correlation with airways inflammation. Thorax,  doi: 10.1136/THORAX.56.5.366
  8. Miravitlles, M., Marín, A., Monsó, E., Vilà, S., de la Roza, C., Hervás, R., ... & Torres, A. (2010). Colour of sputum is a marker for bacterial colonisation in chronic obstructive pulmonary disease. Respiratory research, 11, 1-9.  doi: 10.1186/1465-9921-11-58
  9. Johnson, A. L., Hampson, D. F., & Hampson, N. B. (2008). Sputum color: potential implications for clinical practice. Respiratory Care, 53(4), 450-454.
  10. Spies, R., Potter, M., Hollamby, R., Van der Walt, S., Hohlfeld, A., Ochodo, E., & Van Zyl-Smit, R. (2023). Sputum Color as a Marker for Bacteria in Acute Exacerbations of Chronic Obstructive Pulmonary Disease: A Systematic Review and Meta-analysis. Annals of the American Thoracic Society, 20(5), 738-748.

No comments

Abi. Powered by Blogger.