Konsep Kebutuhan Aktivitas

 

People photo created by senivpetro - www.freepik.com

Pengertian

Pola aktivitas-latihan mengacu pada rutinitas olahraga, aktivitas, waktu luang, dan rekreasi seseorang. Ini mencakup (a) aktivitas hidup sehari-hari (ADLs) yang membutuhkan pengeluaran energi seperti kebersihan, berpakaian, memasak, berbelanja, makan, bekerja, dan pemeliharaan rumah, dan (b) jenis, kualitas, dan kuantitas olahraga, termasuk olahraga.

Mobilitas, kemampuan untuk bergerak bebas, mudah, berirama, dan terarah dalam lingkungan, merupakan bagian penting dari kehidupan. Orang harus bergerak untuk melindungi diri dari trauma dan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Mobilitas sangat penting untuk kemandirian; orang yang sepenuhnya tidak dapat bergerak sama rentan dan ketergantungannya seperti bayi.

Gerakan Normal

Gerakan dan stabilitas normal adalah hasil dari sistem muskuloskeletal yang utuh, sistem saraf yang utuh, dan struktur telinga bagian dalam yang utuh yang bertanggung jawab atas keseimbangan. Gerakan tubuh membutuhkan aktivitas otot yang terkoordinasi dan integrasi neurologis. Ini melibatkan empat elemen dasar: keselarasan tubuh (postur), mobilitas sendi, keseimbangan, dan gerakan terkoordinasi.

Seseorang mempertahankan keseimbangan selama garis gravitasi (garis vertikal imajiner yang ditarik melalui pusat gravitasi tubuh) melewati pusat gravitasi (titik di mana semua massa tubuh berpusat) dan dasar penyangga (fondasi tempat tubuh bersandar).

Range of motion (ROM) dari suatu sendi adalah gerakan maksimum yang mungkin dilakukan oleh sendi tersebut. Rentang gerak sendi bervariasi dari individu ke individu dan ditentukan oleh susunan genetik, pola perkembangan, ada atau tidaknya penyakit, dan jumlah aktivitas fisik yang biasanya dilakukan orang tersebut. Tabel di bawah menunjukkan berbagai gerakan sendi dan rentang gerak sendi yang umum.

Tabel 1. Jenis Rentang Gerak Sendi (ROM)

Mekanisme yang terlibat dalam menjaga keseimbangan dan postur adalah kompleks dan melibatkan input informasi dari labirin (telinga bagian dalam), dari penglihatan (input vestibulo-okular), dan dari reseptor peregangan otot dan tendon (input vestibulospinal). Mekanisme keseimbangan seringkali merespon terhadap berbagai gerakan kepala tanpa kesadaran kita.

Gerakan yang seimbang, halus, dan terarah adalah hasil dari berfungsinya korteks serebral, serebelum, dan ganglia basal dengan benar. Korteks serebral memulai aktivitas motorik volunter, serebelum mengoordinasikan aktivitas motorik gerakan, dan ganglia basalis mempertahankan postur. Korteks serebral mengoperasikan gerakan, bukan otot. Korteks, misalnya, dapat mengarahkan lengan untuk mengambil secangkir kopi. Otak kecil, yang beroperasi di bawah tingkat kesadaran, memadukan dan mengoordinasikan otot-otot yang terlibat dalam gerakan sukarela. Ini tidak mengarahkan gerakan tetapi menerjemahkan "instruksi" dari korteks serebral ke dalam tindakan rinci oleh banyak otot yang berbeda di tangan, lengan, dan bahu. Ketika otak kecil klien terluka, gerakan menjadi canggung, tidak yakin, dan tidak terkoordinasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas

Sejumlah faktor mempengaruhi keselarasan tubuh individu, mobilitas, dan tingkat aktivitas sehari-hari. Ini termasuk pertumbuhan dan perkembangan, nutrisi, nilai dan sikap pribadi, faktor eksternal tertentu, dan pembatasan gerak.

Pertumbuhan dan Perkembangan

Usia seseorang dan perkembangan muskuloskeletal dan sistem saraf mempengaruhi postur, proporsi tubuh, massa tubuh, gerakan tubuh, dan refleks. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan, kemampuan gerakan dan beraktivitas manusia akan meningkat dan lebih baik. Namun memasuki usia tua, tonus otot dan kepadatan tulang menurun, persendian kehilangan fleksibilitas, waktu reaksi melambat, dan massa tulang berkurang, terutama pada wanita yang menderita osteoporosis. Semua perubahan ini memengaruhi postur, gaya berjalan, dan keseimbangan orang dewasa yang lebih tua.

Nutrisi

Baik kekurangan gizi maupun kelebihan gizi dapat memengaruhi keselarasan dan mobilitas tubuh. Orang yang kurang gizi mungkin mengalami kelemahan otot dan kelelahan. Kekurangan vitamin D menyebabkan deformitas tulang selama pertumbuhan. Asupan kalsium yang tidak memadai dan sintesis dan asupan vitamin D meningkatkan risiko osteoporosis. Obesitas dapat mendistorsi gerakan dan sendi stres, mempengaruhi postur, keseimbangan, dan kesehatan sendi.

Sikap dan Nilai Pribadi

Keluarga memiliki pengaruh terhadap aktivitas anak-anak mereka. Keluarga yang memiliki rutinitas berolahraga cenderung mewariskan kebiasaan kepada anak-anaknya. Sebaliknya, Keluarga yang tidak banyak aktivitas, akan menularkan gaya hidup ini kepada anak-anak mereka. Dengan meningkatnya aktivitas TV, komputer, dan video, kaum muda semakin tidak aktif dengan penurunan kesehatan yang terkait. Nilai-nilai tentang penampilan fisik juga mempengaruhi partisipasi sebagian orang dalam berolahraga secara teratur. Orang yang menghargai bentuk otot atau daya tarik fisik dapat berpartisipasi dalam program olahraga teratur untuk menghasilkan penampilan yang mereka inginkan.

Faktor Eksternal

Banyak faktor eksternal yang mempengaruhi mobilitas seseorang. Temperatur yang terlalu tinggi dan kelembapan yang tinggi menghambat aktivitas, sedangkan temperatur yang nyaman dan kelembapan rendah mendukung aktivitas. Kebutuhan hidrasi yang tepat bervariasi menurut individu, status kesehatan, tingkat aktivitas, dan lingkungan. Air berkualitas adalah cairan terbaik untuk menggantikan kehilangan yang terjadi melalui proses metabolisme dan olahraga. Minum 1 sampai 2 gelas air biasanya cukup untuk latihan yang lebih singkat. Untuk pertandingan yang lebih lama seperti maraton, minum 2 gelas air 2 jam sebelum pertandingan dan kemudian mengganti cairan dengan minuman olahraga yang mengandung natrium selama dan setelah pertandingan dapat bermanfaat.

Pembatasan Gerak

Pembatasan gerak mungkin dianjurkan secara medis untuk beberapa masalah kesehatan. Untuk meningkatkan penyembuhan, perangkat seperti gips, kawat gigi, bidai, dan traksi sering digunakan untuk melumpuhkan bagian tubuh. Klien yang sesak napas mungkin disarankan untuk tidak berjalan menaiki tangga. baring dapat menjadi pilihan terapeutik untuk klien tertentu, misalnya, untuk meredakan edema, untuk mengurangi kebutuhan metabolik dan oksigen, untuk meningkatkan perbaikan jaringan, atau untuk mengurangi rasa sakit.

Referensi

Berman, A. T., Snyder, S., & Frandsen, G. (2015). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice (10th) Edition. Macmillan Heinemann.

No comments

Abi. Powered by Blogger.