Pengantar: Teori Keperawatan

 

Color chart photo created by rawpixel.com - www.freepik.com

Teori ada di mana-mana di tengah masyarakat. Ada banyak teori tentang keluarga, tentang mesin pembakaran internal, tentang bagaimana sel kanker berkembang biak, tentang perubahan cuaca. Bahkan ada banyak teori tentang siapa yang membunuh Presiden John F. Kennedy atau Marilyn Monroe. Dunia ini penuh dengan teori, beberapa diuji sebagai akurat, beberapa belum teruji dan beberapa spekulatif. Maka, tidak mengherankan kalau ada teori keperawatan. Tapi apa yang dilakukan teori? Intinya, mereka hanya digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan, atau memprediksi fenomena.

Dalam banyak hal, teori ibaratkan sebuah peta. Peta digunakan untuk memberi kita petunjuk arah atau membantu kita menemukan jalan di tempat atau medan yang rumit. Peta sering kali membuat gambar yang sangat kompleks menjadi sederhana. Teori keperawatan juga memberi kita arahan tentang cara terbaik untuk merawat pasien. Tapi mengapa begitu banyak teori keperawatan (lebih dari 50 pada hitungan terakhir)? Jika Anda melihat kota Jakarta atau Surabaya, ada banyak peta. Ada peta jalan, peta bawah tanah, peta suplai listrik, dan sebagainya. Bayangkan peta jalan di Jakarta atau Suranaya, peta tersebut sederhana dan mudah diikuti tetapi tidak terlihat seperti realitas kompleks jaringan jalan yang diwakilinya. Dengan kata lain, peta membuat sistem yang kompleks dapat dimengerti.

Demikian pula, keperawatan sangat kompleks dan kita membutuhkan teori yang berbeda untuk membantu kita memahami apa yang sedang terjadi. Sebuah teori yang dapat digunakan dalam perawatan emergensi mungkin tidak banyak digunakan dalam perawatan kesehatan jiwa, dan sebuah teori yang digunakan untuk membantu perawat di ruang bedah yang sibuk mungkin tidak banyak berguna dalam perawatan komunitas.

Pentingnya Teori

Beberapa orang berpendapat bahwa di dunia praktik nyata, kebanyakan perawat tidak peduli dengan teori. Namun, posisi kami adalah bahwa tidak ada keperawatan tanpa teori, karena tidak ada keperawatan teoretis. Keperawatan adalah teori dalam tindakan dan setiap tindakan keperawatan menemukan dasarnya dalam beberapa teori. Misalnya, jika seorang perawat sedang berbicara dengan seorang pasien, dia mungkin menggunakan teori komunikasi. Paling sederhana, teori komunikasi akan mencakup pembicara, pendengar, pesan dan pemahaman antara pembicara dan pendengar. Demikian pula, jika dia mengenakan pembalut pada pasien, dia mungkin menggunakan teori asepsis dari bidang mikrobiologi. Perawat mungkin tidak selalu memiliki teori dalam pikirannya atau mereka bahkan mungkin menolak gagasan bahwa mereka menggunakan teori. Namun perawat melakukan apa yang mereka lakukan karena suatu alasan dan di mana ada alasan atau tujuan dalam pikiran, lebih sering ada teori.

Saat memberikan perawatan kepada pasien, kita melakukan sesuatu dengan tujuan tertentu. Saat melakukannya, kita berusaha memahami, mengungkap makna, menentukan bagaimana kita harus bertindak berdasarkan pemahaman kita. Proses ini menggambarkan teori atau konstruksi teori. Dalam pengertian ini, teori bukanlah pengejaran akademis yang langka, tetapi sesuatu yang dilakukan setiap perawat berkali-kali dalam sehari.

Dari saat kita mulai memikirkan sesuatu dengan sengaja, kita sedang membangun sebuah teori. Ketika kita berbicara tentang konstruksi, kita mengacu pada bagaimana sesuatu dibangun atau bagaimana bagian-bagiannya disatukan untuk membentuk keseluruhan struktur. Seringkali kita mengacu pada sebuah bangunan yang telah dibangun, seperti rumah atau jembatan. Ketika kita menyatukan pikiran untuk membentuk beberapa pemahaman, kita juga sedang membangun. Dalam hal ini kami memproduksi bangunan mental yang memiliki rasa keutuhan, yang dapat dijelaskan dan dibagikan kepada orang lain melalui bahasa.

Ketika kita berpikir, kita melakukannya dalam bahasa. Seperangkat simbol yang memberi label pada gambaran mental dibangun, terdiri dari pikiran kita dan hubungan yang kita buat di antara mereka. Dalam kehidupan sehari-hari juga, orang menggunakan kata-kata dan simbol yang berbeda untuk mengekspresikan makna. Dengan cara yang sama, semua ahli teori yang membangun teori mereka sendiri menggunakan bahasa dan simbol mereka sendiri untuk mengekspresikan dan menggambarkan teori tersebut. Sebagai contoh, seorang ahli teori perawat Amerika, Jean Watson (1979), mengembangkan teori yang membedakan keperawatan dari kedokteran, dan menganjurkan sikap moral tentang caring dan keperawatan sebagai layanan yang didorong oleh sistem nilai spesifik mengenai kepedulian manusia. Menurut teori ini, tujuan keperawatan adalah untuk menjaga harkat dan martabat klien.

Oleh karena itu, teori melibatkan berpikir (describing) dan mencari makna dan koneksi (explaining), dan sering mengarah pada tindakan (predicting). Pengetahuan tersebut termasuk dalam teori keperawatan yang berbeda dapat membantu tidak hanya untuk menggambarkan dan menjelaskan apa yang penting tentang perawatan pasien, tetapi juga untuk membantu prediksi apa yang akan berhasil dengan masalah pasien yang berbeda.

Teori Keperawatan dan Komponen-komponennya

Untuk memahami dengan baik berbagai definisi teori, penting menjelaskan bagian-bagian yang membentuk sebuah teori. Telah disebutkan di atas bahwa tujuan teori adalah untuk menggambarkan, menjelaskan, dan memprediksi fenomena. Sebenarnya apakah fenomena itu? Fenomena adalah hal-hal yang kita saksikan melalui indera kita. Luka adalah fenomena, nyeri adalah fenomena, anjing menggonggong adalah fenomena, peristiwa pembunuhan juga sebuah fenomena. Ketika kita memberi nama pada sebuah fenomena, itu menjadi sebuah konsep. Jadi, saat kita memberi nama “luka”, “nyeri”, “anjing menggonggong” atas apa yang kita indera maka ia telah berubah menjadi sebuah konsep. Jadi konsep adalah blok bangunan dari sebuah teori. Ketika dua atau lebih konsep dihubungkan, ini disebut proposisi. Contoh sebuah proposisi adalah hubungan antara luka dan nyeri. Jadi proposisinya adalah seseorang merasa nyeri karena ada luka. Ini disebut proposisi kausal. Proposisi dapat dilihat sebagai semen yang mengikat konsep (batu bata) menjadi satu untuk membentuk struktur (teori). 

Istilah lain yang bisa ditemukan ketika mempelajari teori keperawatan adalah asumsi. Asumsi adalah sesuatu yang diterima sebagai kebenaran meskipun belum diuji. Misalnya, seseorang bisa berasumsi bahwa nyeri akibat luka terjadi karena kerusakan syaraf disekitar luka. 

Fenomena

sesuatu yang Anda alami melalui indera Anda

Konsep

nama yang diberikan untuk sebuah fenomena

Definisi

arti umum dari konsep-konsep teori

Proposisi

pernyataan yang menghubungkan konsep bersama berbagai jenis hubungan

Asumsi

sesuatu yang Anda terima begitu saja meskipun belum terbukti atau teruji


Pentingnya Teori dalam Keperawatan

Terdapat banyak definisi teori keperawatan. Secara sederhana, Wayne (2021) mendefinisikan teori keperawatan‎ ‎sebagai body of knowledge yang terorganisir untuk menentukan apakah keperawatan itu, apa yang dilakukan perawat, dan mengapa mereka melakukannya‎‎. Teori keperawatan menyediakan cara untuk mendefinisikan keperawatan sebagai disiplin unik yang terpisah dari disiplin ilmu lain (misalnya, kedokteran). Ini adalah kerangka konsep dan tujuan yang dimaksudkan untuk memandu praktik keperawatan pada tingkat yang lebih konkret dan spesifik.‎ 

Satu definisi yang sering digunakan dalam bidang keperawatan adalah definisi menurut Chinn & Jacobs (1987), adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang memproyeksikan pandangan sistematis tentang fenomena dengan menunjuk keterkaitan khusus di antara konsep-konsep untuk tujuan menggambarkan, menjelaskan, memprediksi atau mengendalikan fenomena. Menurut McKenna, Pajnkihar, & Murphy (2014) teori keperawatan dibangun dari fenomena keperawatan spesifik yang direpresentasikan sebagai konsep, definisi, asumsi, dan proposisi yang membantu menggambarkan, menjelaskan, atau memprediksi bagaimana keperawatan dapat mendukung dan membantu pasien, keluarga, atau masyarakat.

Secara luas diyakini bahwa penggunaan teori menawarkan struktur dan organisasi untuk pengetahuan keperawatan dan menyediakan cara sistematis untuk mengumpulkan data untuk menggambarkan, menjelaskan, dan memprediksi praktik keperawatan. Penggunaan teori juga mempromosikan praktik rasional dan sistematis dengan menantang dan memvalidasi intuisi. Teori membuat praktik keperawatan lebih terarah dengan menyatakan tidak hanya fokus praktik tetapi juga tujuan dan hasil spesifik. Teori mendefinisikan dan memperjelas keperawatan dan tujuan praktik keperawatan untuk membedakannya dari profesi perawatan lainnya dengan menetapkan batasan profesional. 

‎Teori keperawatan adalah dasar dari praktik keperawatan saat ini. Dalam banyak kasus, teori keperawatan memandu pengembangan pengetahuan dan mengarahkan pendidikan, penelitian, dan praktik. Secara historis, keperawatan tidak diakui sebagai disiplin akademis atau sebagai profesi yang kita lihat hari ini. Sebelum teori keperawatan dikembangkan, keperawatan dianggap sebagai pekerjaan yang berorientasi pada tugas. Pelatihan dan fungsi perawat berada di bawah arahan dan kendali profesi medis.‎

Model Konseptual Keperawatan

Para pakar keperawatan berbeda pendapat di dalam memahami teori dan model. Sebagian menganggap sangat berbeda, sebagian menganggap sama. Yang menganggap teori dan model sama, perbedaan terletak pada tingkat keabstrakan dan tingkat perkembangannya. Model konseptual sering dianggap grand theory. Model hanya menjadi teori pada tahap perkembangan awal. Model lebih abstrak dan dikaitkan dengan gagasan tentang sesuatu yang praktis yang menggambarkan situasi nyata. Misalnya, mainan (mobil), model anatomi (tubuh), dan representasi diagram adalah semua model. Beberapa contoh dari model konseptual atau grand theory keperawatan misalnya Johnson’s Behavioral System Model, Levine’s Conservation Model, Neuman Systems Model, Orem’s Self-Care Deficit Nursing Theory dan masih banyak lainnya.

Klasifikasi Teori Keperawatan

Sejak pertengahan 1970-an telah ada berbagai upaya untuk mengkategorikan sejumlah besar teori-teori besar ke dalam sejumlah tipe umum. Teori dapat diklasifikasikan menurut tingkat penggunaan atau fungsinya, generalisasinya, tingkat perkembangannya, landasan filosofis dan akar paradigmatiknya. Menurut akar paradigmanya, teori diklasifikan menjadi teori sistem, teori interaksi, perkembangan, dan perilaku. 

Salah satu metode klasifikasi teori dalam keperawatan yang sudah umum adalah dengan membedakan teori berdasarkan ruang lingkup, yang mengacu pada kompleksitas dan tingkat abstraksi. Ruang lingkup teori mencakup tingkat kekhususan dan konkritnya konsep dan proposisinya. Skema klasifikasi ini biasanya menggunakan istilah metateori, filsafat, atau pandangan dunia (worldview) untuk menggambarkan dasar filosofis dari disiplin; grand theory atau makroteori untuk menggambarkan kerangka konseptual yang komprehensif; middle range atau midrange theory untuk menggambarkan kerangka kerja yang relatif lebih fokus dibandingkan grand theory; dan teori situasi-spesifik, teori praktik, atau mikroteori untuk menggambarkan yang terkecil dalam ruang lingkup (McEwan & Wills, 2014).

Metateori 

Metateori mengacu pada pertanyaan filosofis dan metodologis yang terkait dengan pengembangan dasar teoretis untuk keperawatan. Metateori juga telah disebut "worldview" dan berkaitan dengan proses menghasilkan pengetahuan dan memperdebatkan isu-isu luas yang berkaitan dengan sifat teori, jenis teori yang dibutuhkan, dan kriteria yang sesuai untuk evaluasi teori.

Grand Theory

Dalam keperawatan, grand theory terdiri dari konsep yang relatif abstrak yang tidak didefinisikan secara operasional dan berusaha menjelaskan atau menggambarkan aspek yang sangat komprehensif dari pengalaman dan respons manusia. grand theory terdiri dari kerangka konseptual yang mendefinisikan perspektif luas untuk praktik dan cara memandang fenomena keperawatan berdasarkan perspektif ini. Mereka memberikan sudut pandang global untuk praktik keperawatan, pendidikan, dan penelitian, tetapi mereka terbatas karena keumuman dan abstraksinya. Memang, karena tingkat abstraksinya, teori-teori ini sering dianggap sulit untuk diterapkan pada praktik perawat sehari-hari dan sulit untuk diuji.

Grand theory keperawatan awalnya berfokus pada hubungan perawat-klien dan peran perawat. Kemudian grand theory meluas ke konsep yang lebih mencakup (perspektif holistik, hubungan interpersonal, sistem sosial, dan kesehatan). Grand theory terbaru telah berusaha untuk mengatasi aspek fenomenologis keperawatan (caring, masalah-masalah transkultural).

Middle Range Theory

Kebutuhan akan disiplin praktik untuk mengembangkan Middle Range Theory pertama kali diusulkan di bidang sosiologi pada 1960-an. Dalam keperawatan, perkembangan middle range theory semakin berkembang untuk mengisi gap antara teori keperawatan utama dan praktik keperawatan.
Dibandingkan dengan grand theory, middle range theory mengandung lebih sedikit konsep dan cakupannya terbatas. Namun, dalam ruang lingkup teori rentang menengah, beberapa derajat generalisasi dimungkinkan di seluruh area dan pengaturan khusus. Proposisi jelas, dan hipotesis yang dapat diuji dapat diturunkan. middle range theory mencakup konsep-konsep seperti nyeri, manajemen gejala, masalah budaya, dan promosi kesehatan.

Teori Praktis (Practical Theory)

Teori praktik (teori mikro, situasi spesifik, atau teori preskriptif) menjelaskan resep atau modalitas untuk praktik. Inti dari teori praktik adalah tujuan yang ditetapkan atau diidentifikasi dan deskripsi intervensi atau kegiatan untuk mencapai tujuan ini. Teori praktik dapat mencakup elemen khusus dari spesialisasi, seperti keperawatan onkologi, keperawatan obstetrik, atau keperawatan ruang operasi, atau mungkin berhubungan dengan aspek keperawatan lain, seperti administrasi keperawatan atau pendidikan keperawatan. Teori semacam itu biasanya menggambarkan elemen spesifik dari asuhan keperawatan, seperti pereda nyeri kanker, atau pengalaman spesifik, seperti kematian dan perawatan di akhir hayat.

Bahayanya Tidak Menggunakan Ilmu Keperawatan

Meskipun banyak perawat menggunakan filosofi keperawatan, model konseptual keperawatan, dan teori keperawatan, bahaya yang signifikan untuk kemajuan keperawatan sebagai disiplin berasal dari pertumbuhan pesat program praktisi perawat sejak 1980-an. Penekanan pada keterampilan praktisi dalam program pendidikan keperawatan telah mengalihkan perhatian dari filosofi keperawatan, model konseptual, dan teori dan menuju pengetahuan yang digunakan oleh dokter sebagai dasar praktik. Akibatnya, pengalaman manusia baik kesehatan dan keperawatan telah dimeditasi, praktik keperawatan biasanya dievaluasi dalam hal hasil medis daripada hasil penerapan pengetahuan keperawatan, dan perawat meniru dokter dengan melakukan tugas "tradisional dalam domain praktik medis” yang tidak lagi dihargai oleh dokter. Tidak mengherankan, kemudian, adalah bahwa beberapa perawat dikatakan menyerupai "praktisi kedokteran semu", pengganti dokter, perpanjangan dokter, atau dokter junior, terlibat dalam keperawatan-sebagai-dokter. Jadi praktik keperawatan lanjutan (nursing advanced practice) telah berkembang menjadi praktik medis terbatas karena perawat melakukan pekerjaan yang mengurangi kekurangan dokter. Sungguh ironis bahwa hanya ada sedikit, jika ada, model atau teori konseptual medis yang dapat dikenali. Sebaliknya, dokter menggunakan pengetahuan anatomi, biokimia, farmakologi, fisika, dan fisiologi untuk memandu praktik mereka. Tidak ada bukti apapun dari body of knowledge medis yang khas, kedokteran harus dianggap sebagai perdagangan terampil. Apakah perawat yang meniru dokter lebih suka menjadi pedagang yang terampil daripada praktisi profesional?

Bahaya lain datang dari penggunaan penelitian non-keperawatan sebagai dokumentasi untuk praktik keperawatan berbasis bukti. Bahaya ini muncul dari dua sumber: (1) penelitian yang dilakukan oleh anggota disiplin lain yang tidak memahami model dan teori konseptual keperawatan yang seharusnya digunakan untuk memandu penelitian keperawatan, dan (2) penelitian yang dilakukan oleh perawat yang telah meninggalkan model dan teori keperawatan. mendukung model konseptual dan teori dari disiplin lain sebagai panduan untuk penelitian mereka. Temuan penelitian dari salah satu sumber tidak boleh digunakan sebagai bukti yang mendasari praktik keperawatan karena penelitian tersebut bukanlah penelitian keperawatan dan oleh karena itu tidak ada hubungannya dengan praktik keperawatan.

Hubungan antara teori, Penelitian, & praktik keperawatan

Dalam keperawatan, harus ada hubungan timbal balik antara teori dan praktek. Praktik adalah dasar untuk pengembangan teori keperawatan, dan teori keperawatan harus divalidasi dalam praktik. Teori berakar pada praktik dan disempurnakan oleh penelitian, dan harus diterapkan kembali dalam praktik. Praktik keperawatan itu kompleks, dan teori memberi tahu praktisi untuk melakukan apa yang benar dan tepat (praktik yang baik). 

Sementara itu penelitian, bertujuan untuk membangun pengetahuan dalam suatu disiplin melalui penemuan dan/atau pengujian teori. Dalam disiplin apapun, sains adalah hasil hubungan antara proses penelitian (penyelidikan) dan teori (produk pengetahuan). Penelitian dilakukan untuk mendeskripsikan, menjelaskan, atau memprediksi variabel, dan dalam disiplin praktik seperti keperawatan, penelitian diasumsikan berkontribusi pada peningkatan asuhan.

Referensi

  1. Alligood, M. R. (2014). Nursing theory: Utilization & application 5th edition. Elsevier Health Sciences.
  2. McEwan, M., & Wills, E. M. (2014). Theoretical basis for nursing 4th edition. Lippincott Williams & Wilkins.
  3. McKenna, H., Pajnkihar, M., & Murphy, F. (2014). Fundamentals of Nursing Models, Theories and Practice, with Wiley E-Text. John Wiley & Sons.
  4. Wayne, G. (2021). Nursing Theories and Theorists. Nursing Theories & Theorists: An Ultimate Guide for Nurses - Nurseslabs

No comments

Abi. Powered by Blogger.