Perawatan Kateter Urin


 
Pertumbuhan bakteri umum terjadi di mana kateter memasuki meatus uretra pada pria dan wanita. Lakukan perawatan kateter setiap shift sebagai bagian dari perawatan perineum rutin, setelah inkontinensia usus, atau jika sekret menumpuk di sekitar meatus urinarius (Perry & Potter, 2015). Risiko infeksi saluran kemih (ISK) meningkat dengan penggunaan kateter menetap (Perry, Potter, & Ostendorf, 2014) karena itu kateter yang terpasang lama perlu dirawat.

Persiapan Alat

  • Sarung tangan bersih
  • Bantalan tahan air
  • selimut mandi
  • Sabun, waslap, handuk, dan baskom berisi air hangat

Pengkajian

Sebelum melakukan perawatan kateter, lakukan observasi haluaran urin dan karakteristik urin. Penurunan mendadak dalam haluaran urin dapat mengindikasikan oklusi kateter. Urine keruh dan berbau busuk yang berhubungan dengan gejala sistemik lainnya dapat mengindikasikan CAUTI. Kaji riwayat atau adanya inkontinensia usus. Bakteri yang paling umum menyebabkan CAUTI adalah Escherichia coli, kolonisasi utama usus; sehingga inkontinensia tinja meningkatkan risiko CAUTI. Observasi adanya sekret, kemerahan, perdarahan, atau adanya trauma jaringan di sekitar meatus uretra (hal ini dapat ditunda sampai perawatan kateter). Menunjukkan proses inflamasi, kemungkinan infeksi, atau erosi kateter melalui uretra. Kaji pengetahuan pasien tentang perawatan kateter. Tentukan kebutuhan edukasi pasien yang berhubungan dengan perawatan kateter.

Prosedur


Referensi

  1. Perry, A.G. & Potter P.A. (2015). Mosby’s pocket guide to nursing skills and procedures 8th edition. Elvesier. Ostendorf
  2. Perry, A.G., Potter P.A., & Ostendorf, W.R. (2014). Clinical nursing skills & techniques 8th edition. Elsevier.

Perawatan kateter urin laki-laki

Perawatan kateter urin perempuan




No comments

Abi. Powered by Blogger.