Apakah Boleh Minum Parasetamol Sesaat Setelah Pemberian Vaksin COVID-19?

Health photo created by freepik

Untuk membantu menghentikan pandemi penyakit coronavirus 2019 (COVID-19), vaksin saat ini menjadi alat yang sangat penting. Namun, vaksin mRNA COVID-19 sering menyebabkan efek samping sistemik segera setelah injeksi, seperti demam, sakit kepala, dan kelelahan umum. Dalam sebuah survei, setelah menerima dosis kedua vaksin COVID-19, 80% mengalami demam, 62% sakit kepala, dan 69% kelelahan umum (Kazama & Senzaki, 2021).

Pengalaman penulis, gejala-gejala di atas biasanya berlangsung selama 2-3 hari. Untuk meredakan gejala-gejala tersebut, sebagian orang akan meminum parasetamol entah karena diberi obat oleh petugas atau karena keinginan sendiri. Pemberian parasetamol atau obat antipiretik umumnya cukup efektif meredakan kejadian ikutan pasca imuninasi tersebut. Namun, bagaimana dengan respon imun yang akan dibentuk nantinya? Apakah respon imun terhadap vaksin akan terpengaruh dengan pemberian obat tersebut?

Park et al., (2021) melakukan peneltian tentang Efek Samping Sistemik dan Penggunaan Antipiretik pada penerima vaksin ChAdOx1 (AstraZeneca/Oxford) dan menyatakan tidak ada bukti yang mendukung respon antibodi tumpul dengan penggunaan asetaminofen. Oleh karena itu, studinya merekomendasikan asetaminofen untuk dipertimbangkan dalam manajemen gejala aktif efek samping vaksin.

Secara historis, antipiretik seperti ibuprofen atau acetaminophen telah digunakan untuk mengontrol efek samping fase akut sekunder dari vaksin yang berbeda. Namun, beberapa penelitian telah menyarankan bahwa menggunakan antipiretik segera sebelum atau segera setelah menerima vaksin dapat mengganggu imunogenisitasnya, tetapi penelitian yang lain tidak. Sebuah penelitian percobaan acak yang mengevaluasi efek asetaminofen profilaksis (diminum segera setelah vaksinasi) pada bayi menunjukkan titer antibodi yang lebih rendah secara signifikan dibandingkan dengan subjek kontrol (Etminan et al., 2021).

Lebih lanjut Etminan et al., (2021) menjelaskan mekanisme penurunan sirkulasi antibodi yang disebabkan oleh pemberian antipiretik pasca-vaksinasi tidak dipahami dengan baik. Namun, beberapa mekanisme potensial telah didalilkan. Antipiretik seperti asetaminofen dan ibuprofen dapat mengganggu komunikasi antara sistem imun bawaan dan adaptif dalam jaringan limfatik, yang terjadi dalam beberapa jam setelah pemberian antigen.

(Etminan et al., 2021) menambahkan bahwa tidak ada penelitian yang secara khusus meneliti efek antipiretik pada imunogenisitas vaksin COVID-19. Sebuah laporan baru-baru ini dari uji coba acak tersamar tunggal dari AstraZeneca (vaksin vektor adenovirus) menyebutkan bahwa penggunaan asetaminofen profilaksis tidak mengganggu imunogenisitas vaksin, meskipun tidak ada data yang diberikan, dan hasil ini mungkin tidak berlaku untuk vaksin tipe mRNA lainnya. Selanjutnya, tidak ada data yang diberikan tentang penggunaan antipiretik dalam percobaan Moderna, dan percobaan Pfizer hanya menyebutkan bahwa penggunaan antipiretik meningkat dengan meningkatnya konsentrasi dosis dan jumlah dosis, tetapi data tentang imunogenisitas tidak diberikan.

Apakah yang sebaiknya dilakukan?

Di tahun 2015, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa penggunaan antipiretik tidak dianjurkan sebelum atau sesaat setelah pemberian vaksinasi tetapi disetujui pada hari-hari setelah vaksinasi. Namun, adanya potensi interaksi negatif antara penggunaan antipiretik dan vaksin COVID-19 yang bisa berdampak pada kemanjuran vaksin respons imun tubuh. Di sisi yang lain, kekhawatiran tentang interaksi ini dapat menyebabkan penggunaan antipiretik yang rendah dan berpotensi menyebabkan ketidakpatuhan dengan dosis kedua. Maka Langkah yang terbaik adalah penggunaan antipiretik (parasetamol atau ibuprofen) tidak dilakukan sesaat sebelum atau sesudah pemberian vaksin COVID-19. Minimal minum obat parasetamol/ibuprofen dilakukan pada malam hari saat gejala-gejala efek samping imunisasi mulai terasa. 

Referensi:

  1. Etminan, M., Sodhi, M., & Ganjizadeh-Zavareh, S. (2021). Should Antipyretics Be Used to Relieve Acute Adverse Events Related to COVID-19 Vaccines? Chest, 159(6), 2171–2172. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.chest.2021.01.080
  2. Kazama, I., & Senzaki, M. (2021). Does immunosuppressive property of non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) reduce COVID-19 vaccine-induced systemic side effects? Drug Discoveries & Therapeutics, 15(5), 278–280. https://doi.org/10.5582/ddt.2021.01094
  3. Park, J. Y., Choi, S.-H., Chung, J.-W., Hwang, M.-H., & Kim, M.-C. (2021). Systemic Adverse Events and Use of Antipyretics Predict the Neutralizing Antibody Positivity Early after the First Dose of ChAdOx1 Coronavirus Disease Vaccine. In Journal of Clinical Medicine  (Vol. 10, Issue 13). https://doi.org/10.3390/jcm10132844


No comments

Abi. Powered by Blogger.