Sekilas Pendidikan Keperawatan Di Filipina
Peraih tiga besar nasional dalam ujian kompetensi keperawatan |
Berbicara pendidikan keperawatan, Kurnia alumni Fakultas Keperawatan SPUP dari Mamuju Sulawesi Barat itu menjelaskan bahwa di Filipina ada 3 jenjang pendidikan keperawatan, yaitu jenjang S1 (undergraduate), S2 (Masteral) dan S3 (Doctoral). Menurut Dr. MA Elizabeth C. Baua, Ketua Program Studi S3 Keperawatan di SPUP, saat ini di Filipina tidak ada pendidikan vokasi keperawatan. Jadi pendidikan keperawatan paling rendah adalah tingkat sarjana. Hal yang sama juga diungkapkan oleh seorang dosen dari Fakultas Keperawatan Universitas Naresuan Thailand, Sanglar Polnok bahwa di Thailand juga tidak ada lagi pendidikan keperawatan setingkat diploma.
Di tingkat sarjana, tidak ada perbedaan kurikulum pendidikan keperawatan di semua univeristas baik negeri maupun swasta. Tidak ada mata kuliah optional atau yang dalam bahasa kita keunikan lokal. Kurikulum berlaku secara nasional, tidak ada kurikulum institusi seperti di negara kita. Tiap mata kuliah memiliki beban SKS yang relatif tinggi khususnya untuk subyek keperawatan bisa mencapai 7 SKS. Selain pembelajaran di kelas dan laboratorium, mahasiswa juga menjalani pembelajaran praktek klinik di disetiap semester yang dimulai dari semester 2.
Waktu pendidikan pada tingkat sarjana adalah 4 – 4,5 tahun. Untuk persiapan ujian kompetensi, institusi memberikan pendidikan tambahan selama 6 bulan. Apabila mereka lulus uji kompetensi maka mendapat gelar RN. Tahun 2017 ini, lulusan SPUP ada 3 orang yang menempati rangking teratas yaitu rangkin 2, 5 dan 8 secara nasional. Capaian ini menunjukkan pendidikan keperawatan di SPUP sangat bagus sehingga lulusannya bisa menembus 10 besar secara nasional. Gelar RN bisa dicabut kalau yang bersangkutan tidak melaksanakan praktek keperawatan dalam kurun waktu tertentu atau melakukan malpraktik.
Evaluasi untuk tingkat sarjana sangat berat. Evaluasi meliputi 4 tahap, yaitu ujian di awal, di tengah, pre final dan final dalam 1 semester. Selain itu, mahasiswa hampir tiap minggu menjalani ujian tulis bagi setiap pokok bahasan. Bagi mereka yang ingin kerja di USA mereka akan mengikuti uji kompetensi di negara bagian yang dituju.
Yang menarik pada jenjang S1 ini adalah tidak ada MK skripsi. Mereka cukup membuat paper (mirip dengan riset) dikerjakan secara berkelompok dan merupakan bagian dari mata kuliah riset. Jadi semacam tugas. Saya jadi ingat di UI saat saya S2. Mahasiswa S1 Keperawatan UI juga tidak ada Skripsi. Kemampuan riset sudah menjadi 1 dengan mata kuliah riset. Mahasiswa mendapat tugas secara berkelompok melakukan riset dan hasilnya dipresentasikan di kelas.
Berbeda dengan tingkat sarjana, pendidikan di tingkat Masteral dan doktoral di rasa cukup ringan bagi sebagian mahasiswa. Perkuliahan sebagian dilakukan tatap muka dan sebagian lagi dilakukan secara online. Waktu belajar dibagi 3 bulanan (trisemester) dalam setahun dengan jumlah beban studi sebesar 9 SKS/semester. Yang unik hampir setiap mata kuliah memiliki besaran SKS yang sama. Sehingga beban studi 9 SKS/semester berarti ada 3 mata kuliah dalam tiap tri semesternya.
Pada tingkat masteral, pendidikan dibagi menjadi 2 yaitu program masteral berbasis thesis dan tanpa thesis. Bagi mereka yang mengambil program masteral tidak berbasis thesis jika ingin melanjutkan ke program doktoral harus mengikuti matrikulasi.
Berbeda dengan di tingkat Sarjana, menurut pengakuan alumni program masteral, evaluasi di tingkat ini tidak terlalu berat. Evaluasi biasanya dilakukan by process dan saat akhir semester. Selama program pendidikan, ujian pada tingkat masteral hanya dilakukan sekali yaitu uji komprehensif. Uji komprehensi dilakukan menjelang penulisan disertasi. Ujian meliputi 10 mata kuliah dalam bentuk essay.
Pembelajaran praktek klinik bagi program masteral dilaksanakan selama 1 bulan. Bagi mahasiswa yang tidak RN (misal mahasiswa dari Indonesia) mereka tidak boleh melakukan nursing care pada pasien. Mereka hanya boleh melakukan interview dan observasi kepada pasien.
Menurut ketua program Studi S3 Keperawatan, pendidikan tingkat masteral ini diarahkan untuk mencapai keahlihan (spesialis) sedangkan tingkat doktoral diarahkan untuk kepemimpinan.
Saat saya tulis artikel ini, ada perubahan jenis program doktoral di SPUP dari Doctor of Nursing Science (DNS) menjadi Doctor of Philosophy in Nursing Science (Ph.D.NS). Perubahan tersebut nampak pada penambahan jumlah beban studi. Diharapkan lulusannya bisa menghasilkan teori baru dalam keperawatan. (ab/as)
Leave a Comment