Pembelajaran berbasis Kasus: STEMI
Seorang laki-laki usia 54 tahun di rawat di sebuah paviliun RSUD sejak kemarin. Pasien masuk RS dengan keluhan nyeri hebat pada dada sebelah kiri. Nyeri menjalar ke leher, rahang, dan punggung kiri. Keluarga pasien mengaku nyeri timbul pada pagi hari secara tiba-tiba saat pasien akan berangkat ke kantor.
Saat ini pasien dalam keadaan lemah dan hanya beristirahat di tempat tidur. Mengaku merasa nafas sedikit berat dan menyatakan tidak enak makan. Pasien hanya makan beberapa sendok saja. Pasien menyatakan khawatir akan adanya serangan nyeri dada lagi.
Riwayat sakit sebelumnya tidak ditemukan. Pasien adalah perokok aktif.
Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan adanya ST elevasi pada lead II, V3-4. Pemeriksaan lab ditemukan nilai kolesterol 253 mg/dl, CK-MB 5 mcg/L.
Saat ini pasien mendapat terapi oksigen 4 L/mnt nasal kanul. Terpasang IV dengan cairan RL 20 tetes/mnt. Terpasang cardiac minitoring. Mendapat aspilet 75 mg/hr, propanolol 2 x 80 mg/hr. Diagnosa medis: STEMI.
Saat ini pasien dalam keadaan lemah dan hanya beristirahat di tempat tidur. Mengaku merasa nafas sedikit berat dan menyatakan tidak enak makan. Pasien hanya makan beberapa sendok saja. Pasien menyatakan khawatir akan adanya serangan nyeri dada lagi.
Riwayat sakit sebelumnya tidak ditemukan. Pasien adalah perokok aktif.
Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan adanya ST elevasi pada lead II, V3-4. Pemeriksaan lab ditemukan nilai kolesterol 253 mg/dl, CK-MB 5 mcg/L.
Saat ini pasien mendapat terapi oksigen 4 L/mnt nasal kanul. Terpasang IV dengan cairan RL 20 tetes/mnt. Terpasang cardiac minitoring. Mendapat aspilet 75 mg/hr, propanolol 2 x 80 mg/hr. Diagnosa medis: STEMI.
Leave a Comment