Bagaimana Menyusun Tinjauan Literatur pada Tulisan Akademik
Image by drobotdean on Freepik |
Tinjauan literatur sering juga disebut juga dengan tinjauan teori. Dalam Bahasa Inggris istilah ini disebut dengan Literature Review. Tinjauan literatur ini sangat penting dalam sebuah penelitian, karena ia memberikan pijakan terhadap penelitian yang akan dilakukan. Tinjauan literatur juga memberikan gambaran sejauhmana studi terfdahulu yang telah dilakukan sehingga peneliti tidak terjebak pada tema atau masalah penelitian yang sama. Dengan kata lain, repetisi tidak akan terjadi jika peneliti telah mengetahui perkembangan studi sebelumnya.
Bagi penulis atau peneliti pemula yang kurang pengalaman, tinjauan literatur biasanya dilakukan dengan memasukkan seluruh konsep ke dalam satu bab. Mereka memasukkan seluruh komponen dari sebuah konsep secara umum namun gagal mengaitkan variabel satu dengan variabel lainnya. Sehingga, walaupun jumlah halaman sangat banyak, namun tinjauan literatur tersebut tidak memberikan arah yang jelas tentang bagaimana pola hubungan antara variabel-variabel yang menjadi fokus studi. Kualitas tinjauan literatur yang baik bukan terletak pada banyaknya jumlah halaman namun bagaimana ia mampu menjelaskan hubungan antara variabel.
Contoh sebuah studi mengambil judul “Efek permen karet xylitol terhadap jumlah produksi saliva pada perokok lansia.” Untuk menyusun tinjauan literatur dari judul tersebut, penulis harus mengidentifikasi variabel penelitian. Setidaknya ada dua variabel penelitian, pertama permen karet xylitol, kedua produksi saliva pada perokok lansia. Setelah menentukan variabel tersebut, identifikasi unsur atau komponen masing-masing variabel. Pada variabel pertama, setidaknya ada dua komponen yang harus disertakan dalam tinjauan literatur yaitu permen karet dan Xylitol. Sedang yang kedua terdiri dari komponen saliva, produksi saliva, perokok, dan lansia. Berikut ilustrasi melihat hubungan masing-masing unsur pada tiap variabel (gambar 1 dan 2).
Gambar 1. Konsep permen karet xylitol (A).
Untuk membuat konsep permen karet xylitol di atas, penulis hanya cukup menjelaskan area A secara Panjang lebar. Adapun komponen yang tidak berkaitan tidak perlu dijelaskan secara detail.
Pada gambar 2, penulis setidaknya menjelaskan area A, B, C, D dengan penekanan pada area A. Komponen yang tidak saling berhubungan tiak perlu ditulis secara detail.
Jika tinjauan literatur di atas digunakan dalam studi tentang efektifitas perlakuan terhadap subyek penelitian maka penulis harus membuat kerangka konsep berupa bagan alur yang menunjukkan hubungan antara variabel.
Gambar 3. Kerangka konsep efek permen karet xylitol terhadap produksi saliva pada perokok lansia.
Warna menunjukkan jalur yang berbeda antar variabel.
Dari kerangka konsep di atas, penjelasan setiap kotak harus sudah diuraikan pada tinjauan literatur, sehingga kerangka konsep ini lebih berfungsi untuk menyederhanakan konsep dan memperjelas hubungan variabel yang telah dijelaskan Panjang lebar sebelumnya. Dengan demikian, tinjauan literatur harus benar-benar bisa menjelaskan dan mengarahkan kerangka berfikir penulis tanpa harus mempertimbangkan banyak tidaknya jumlah halaman yang harus ditulis. Dari sini pula peneliti akhirnya bisa merumuskan hipotesis penelitian mereka. Selamat menulis!
Leave a Comment