Diare

Smart man photo created by 8photo - www.freepik.com

Pada tahun 2016, diare adalah penyebab utama kematian kedelapan di antara segala usia (1.655.944 kematian) dan penyebab utama kematian kelima di antara anak-anak di bawah 5 tahun (446.000 kematian). Penyebab utama kematian diare di antara anak-anak di bawah 5 tahun dan di segala usia adalah Rotavirus. Anak yang kurus, air yang tercemar, dan sanitasi yang buruk merupakan faktor risiko utama terjadinya diare dan bertanggung jawab atas kematian diare masing-masing sebesar 80,4%, 72,1%, dan 56,4%. Pencegahan berat badan rendah pada 1762 anak dapat mencegah satu kematian akibat diare.‎

Definisi Diare

‎Diare adalah buang air besar 3 kali atau lebih tinja encer atau cair dalam satu hari, atau frekwensi lebih sering dari biasanya (Health Direct, 2021).‎ Diare didefinisikan sebagai pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak terbentuk (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Nilai normal kadar air dalam tinja adalah sekitar 10 mL/kg/hari pada bayi dan anak kecil atau 200 g/hari pada remaja dan orang dewasa. Peningkatan kadar air dalam tinja karena ketidakseimbangan fungsi normal proses fisiologis usus halus dan kolon yang bertanggung jawab dalam penyerapan berbagai ion, substrat lain, dan akibatnya air (Nemeth & Pfleghaar, 2021).‎

‎Diare dikategorikan menjadi akut atau kronis dan menular atau tidak menular berdasarkan durasi dan jenis gejala. Diare akut didefinisikan sebagai episode yang berlangsung kurang dari dua minggu. Dan, infeksi merupakan penyebab yang paling sering dari diare akut. Sebaliknya, diare kronis didefinisikan sebagai durasi yang berlangsung lebih dari dua minggu dan cenderung tidak menular. Penyebab umum termasuk malabsorpsi, penyakit radang usus, dan efek samping obat‎ (Nemeth & Pfleghaar, 2021).

Penyebab

Berbagai faktor bisa menyebabkan diare seperti faktor fisiologis, seperti inflamasi gastrointestinal, iritasi gastrointestinal, proses infeksi, malabsorsi, dan psikologis. Faktor kecemasan, seperti tingkat stres yang tinggi, juga bisa menyebabkan diare. Situasional juga bisa menyebabkan diare seperti terpapar kontaminan, terpapar toksin, penyalahgunaan laksatif, penyalahgunaan zat, program pengobatan (Agen tiroid, analgesik, pelunak feses, ferosultat, antasida, cimetidine dan antibiotik), perubahan air dan makanan, dan bakteri pada air.

Gejala dan Tanda

Diare sering ditandai dengan kejadian defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam, feses lembek atau bahkan cair. Tanda-tanda peningkatan frekuensi peristaltik dan bising usus hiperaktif juga bisa ditemukan. Keluhan urgency, nyeri/kram abdomen mungkin juga didapatkan pada pasien (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Selain itu pasien bisa mengalami mual, muntah, demam, sakit kepala, perut sebab dan kembung, hilang nafsu makan, lemah dan dehidrasi (Health Direct, 2021).‎

Beberapa penyakit yang sering ditandai dengan diare antara lain: kanker kolon, divericulitis, iritasi usus, crohn’s disease, ulkus peptikum, gastritis, spasme kolon, kolitis ulseratif, hipertiroidisme, demam typoid, malaria, sigelosis, kolera, disentri, hepatitis (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).

Manajemen Keperawatan

Berikut ini adalah beberapa pertimbangan penting yang harus dilakukan saat mendiagnosis dan mengelola diare karena identifikasi agen etiologis sangat penting:‎ 

  • ‎Karakteristik tinja bervariasi tergantung penyebab, seperti konsistensi, warna, volume, dan frekuensi‎
  • ‎Ada atau tidak adanya gejala penyerta, seperti mual/muntah, demam, dan sakit perut‎
  • Paparan kuman patogen seperti rotavirus, astrovirus, calicivirus; Spesies Shigella, Campylobacter, Giardia, dan Cryptosporidium‎
  • Riwayat makanan yang terkontaminasi‎
  • ‎Riwayat paparan air dari kolam renang, berkemah, atau lingkungan laut‎
  • ‎Riwayat perjalanan. Beberapa patogen sering mempengaruhi wilayah tertentu; escherichia enterotoksigenik adalah patogen dominan
  • ‎Paparan hewan yang dikaitkan dengan diare, seperti anjing/kucing muda: Campylobacter; kura-kura: Salmonella
  • ‎Faktor predisposisi seperti rawat inap, penggunaan antibiotik, imunosupresi‎‎

Terlepas dari jenis diare, terapi rehidrasi untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit adalah aspek penting dari manajemen setiap pasien dengan diare. Pasien harus didorong untuk minum jus buah encer atau oralit. Dalam kasus diare yang lebih parah, rehidrasi cairan IV mungkin diperlukan. ‎‎Makan makanan yang lebih rendah serat dapat membantu membuat tinja lebih kencang. berbagai jenis makanan termasuk pisang, roti panggang, oatmeal, nasi putih, saus apel dan sup / kaldu ditoleransi dengan baik dan dapat memperbaiki gejala.‎ Terapi anti-diare dengan agen anti-sekretori atau anti-motilitas dapat dimulai untuk mengurangi frekuensi tinja. Namun, terapi ini harus dihindari pada orang dewasa dengan diare berdarah atau demam tinggi karena terapi tersebut dapat memperburuk infeksi usus. Terapi antibiotik empirik dengan fluoroquinolone oral dapat dipertimbangkan pada pasien dengan gejala yang lebih parah. Suplemen probiotik bisa diberikan untuk mengurangi keparahan dan durasi gejala dan harus didorong pada pasien dengan diare akut (Nemeth & Pfleghaar, 2021). 

Dalam pendekatan keperawatan SDKI (2017), kondisi diare biasanya diatasi dengan beberapa intervensi. Intervensi paling utama adalah manajemen diare dan pemantauan cairan. Intervensi pendukung akan diberikan sesuai dengan kondisi seseorang/pasien. Intervensi pendukung bisa meliputi: dukungan Perawatan Diri: BAB/BAK, dukungan Kepatuhan Program Pengobatan Pemberian Makanan Enteral, edukasi Kemoterapi, Pemantauan Elektrolit, Pemberian Obat, Pemberian Obat Intradermal, Pemberian Obat Intravena, Pemberian Obat Oral, Konsultasi, Irigasi Kolostorni, Insersi Intravena, Manajemen Cairan, Manajemen Elektrolit, Manajemeii Eliminasi Fekal, Manajemen Kemoterapi, Manajemen Lingkungan, Manajemen Medikasi, Manajemen Nutrisi, Manajemen Nutrisi Parenteral, Pengontrolan Infeksi, Perawatan Kateter Sentral Perifer, Perawatan Perineum, Perawatan Selang Gastrointestinal, Perawatan Stoma, Promosi Berat Badan, Reduksi Ansietas, dan Terapi Intravena (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).

Referensi

  1. Health Direct, 2021. Diarrhoea. https://www.healthdirect.gov.au/diarrhoea. Diakses pada tanggal 31 Mei 2022
  2. Nemeth V, Pfleghaar N. Diarrhea. [Updated 2021 Nov 29]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448082/
  3. Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1 (Cetakan III). Penerbit DPP PPNI
  4. Troeger, C., Blacker, B. F., Khalil, I. A., Rao, P. C., Cao, S., Zimsen, S. R., ... & Reiner Jr, R. C. (2018). Estimates of the global, regional, and national morbidity, mortality, and aetiologies of diarrhoea in 195 countries: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2016. The Lancet Infectious Diseases, 18(11), 1211-1228.


No comments

Abi. Powered by Blogger.