Pemberian Obat Secara Oral Untuk Menurunkan Suhu Tubuh
Obat-obat untuk menurunkan suhu tubuh disebut dengan antipirektik. Antipiretik yang biasa diberikan secara oral adalah paracetamol (asetaminofen). Ibuprofen juga sering diberikan sebagai antipiretik, namun obat ini memiliki efek analgesik. Dipasaran, obat penurun panas yang dijual bebas dari golongan paracetamol meliputi panadol, mixagrip, paramex, sanmol, tempra dan banyak lainnya. Berikut adalah prosedur tindakan pemberian obat-obatan penurun panas pada pasien yang mengalami hipertermia.
Persiapan alat
- Obat dalam cangkir sekali pakai atau Spuit oral
- Cairan (mis., air, jus) dengan sedotan, jika tidak ada kontraindikasi
- Baki atau nampan obat
- Catatan Administrasi Obat
- APD, sesuai indikasi
Pengkajian
Kaji kesesuaian obat untuk pasien. Tinjau ulang riwayat medis, alergi, daa pengkajian dan laboratorium yang mempengaruhi pemberian obat. Kaji kemampuan pasien untuk menelan obat. Jika pasien tidak dapat menelan, atau mengalami mual atau muntah, hentikan pengobatan. Kaji pengetahuan pasien tentang obat. Jika pasien memiliki defisit pengetahuan tentang pengobatan, ini mungkin waktu yang tepat untuk memulai pendidikan tentang pengobatan. Jika obat dapat mempengaruhi tanda-tanda vital pasien, nilailah sebelum pemberian. Jika obatnya untuk menghilangkan rasa sakit, nilai tingkat rasa sakit pasien sebelum dan sesudah pemberian. Verifikasi nama pasien, dosis, rute, dan waktu pemberian.
Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul berkaitan dengan pemberian obat secara oral adalah sebagai berikut:
- Gangguan Menelan
- Kurang Pengetahuan
- Ketidakpatuhan
- Risiko Aspirasi
- Kecemasan
Perencanaan
Hasil yang diharapkan dari pemberian obat oral adalah pasien akan meminum obatnya. Hasil lain yang mungkin juga diharapkan adalah tidak mengalami efek yang merugikan; tidak terjadi aspirasi; pasien mengalami penurunan kecemasan; pasien tidak mengalami efek samping; dan pasien memahami dan mematuhi rejimen pengobatan.
Implementasi
- Siapkan alat. Periksa setiap pesanan obat dalam rekam medis. Klarifikasi setiap inkonsistensi. Periksa adanya alergi.
- Periksa tindakan, pertimbangan khusus, kisaran dosis yang aman, tujuan pemberian, dan efek samping obat yang akan diberikan. Pertimbangkan kesesuaian obat untuk pasien ini.
- Lakukan cuci tangan.
- Bawa keranjang obat pasien ke luar kamar atau siapkan di area obat.
- Buka kunci kerangjang atau laci obat. Masukkan kode sandi ke dalam komputer dan pindai identifikasi karyawan, jika diperlukan.
- Siapkan obat untuk satu pasien pada satu waktu.
- Baca catatan pemberian obat (buku atau komputer) dan pilih obat yang sesuai dari laci obat atau unit penyimpanan.
- Bandingkan label dengan buku catatan obat. Periksa tanggal kedaluwarsa dan lakukan perhitungan, jika perlu. Pindai barcode pada kemasan obat, jika diperlukan.
- Siapkan obat-obatan yang dibutuhkan: a) Paket satu dosis: Tempatkan obat-obatan yang dikemas dalam satu dosis ke dalam cangkir sekali pakai. Jangan membuka bungkusnya sampai di samping tempat tidur. Taruh obat-obatan narkotika atau yang memerlukan pengkajian keperawatan khusus dalam wadah terpisah; b) Kontainer multidosis: Saat mengeluarkan tablet atau kapsul dari botol multidosis, tuangkan jumlah yang diperlukan ke dalam tutup botol dan kemudian tempatkan tablet atau kapsul ke dalam cangkir obat. Patahkan scored tablet jika perlu, untuk mendapatkan dosis yang tepat. Jangan menyentuh tablet atau kapsul dengan tangan; c) Obat cair dalam botol multidosis: Saat menuangkan obat cair dari botol multidosis, pegang botol sehingga labelnya menempel pada telapak tangan. Gunakan alat pengukur yang sesuai saat menuangkan cairan, dan baca jumlah obat di bagian bawah meniskus setinggi mata. Bersihkan bibir botol dengan kertas tisu.
- Jika semua obat untuk tiap pasien telah disiapkan, periksa kembali label dengan catatan pemberian obat sebelum membawa obat ke pasien. Kunci lemari obat sebelum meninggalkannya.
- Bawa obat ke samping tempat tidur pasien dengan hati-hati.
- Pastikan pasien menerima obat pada waktu yang tepat.
- Lakukan cuci tangan dan kenakan APD, jika diperlukan.
- Identifikasi pasien. Biasanya, pasien harus diidentifikasi menggunakan dua metode. Bandingkan informasi dengan catatan pemberian obat: a) Periksa nama dan nomor identifikasi pada pita identifikasi pasien; b) Minta pasien untuk menyebutkan nama dan tanggal lahirnya, berdasarkan kebijakan fasilitas; c) Jika pasien tidak dapat mengidentifikasi dirinya sendiri, verifikasi identifikasi pasien dengan anggota staf yang mengenal pasien.
- Pindai barcode pasien pada pita identifikasi, jika diperlukan.
- Selesaikan penilaian yang diperlukan sebelum memberikan obat. Periksa gelang alergi pasien atau tanyakan kepada pasien tentang alergi. Jelaskan tujuan dan tindakan masing-masing obat kepada pasien.
- Bantu pasien ke posisi tegak atau lateral.
- Berikan obat-obatan: a) Tawarkan air atau cairan lain yang diizinkan dengan pil, kapsul, tablet, dan beberapa obat cair; b) Tanyakan apakah pasien lebih suka minum obat dengan tangan atau dalam cangkir.
- Tetap bersama pasien sampai setiap obat diminum. Jangan pernah meninggalkan obat di samping tempat tidur pasien.
- Bantu pasien ke posisi yang nyaman. Lepaskan APD, jika memakainya. Lakukan cuci tangan.
- Dokumentasikan pemberian obat segera setelah pemberian. Lihat bagian Dokumentasi di bawah.
- Evaluasi respons pasien terhadap pengobatan.
Evaluasi
Hasil yang diharapkan terpenuhi ketika pasien menelan obat, tidak aspirasi, mengungkapkan pemahaman tentang obat, mengalami efek yang diinginkan dari obat, dan tidak mengalami efek samping.
Referensi
- Kizior, R. J., & Hodgson, B. B. (2018). Saunders Nursing Drug Handbook 2019 E-Book. Elsevier Health Sciences
- Lynn, P. (2011). Taylor's clinical nursing skills: a nursing process approach, third edition. Lippincott Williams & Wilkins.
- Lynn, P. & LeBon, M. (2011). Skill Checklists for Taylor's Clinical Nursing Skills: a nursing process approach, third edition. Lippincott Williams & Wilkins.
Leave a Comment