Mayoritas Dunia Masih Tidak Mengakui Penyakit Kardiovaskuler Akibat Diabetes

 
Designed by Freepik

Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang melibatkan kadar glukosa darah lebih tinggi dari normal. Diagnosis ditegakkan apabila terdapat salah satu dari hasil pemeriksaan berikut: Tingkat HbA1c 6,5% atau lebih tinggi; Tingkat glukosa plasma puasa 126 mg / dL (7,0 mmol / L) atau lebih tinggi (tidak ada asupan kalori selama minimal 8 jam); Kadar glukosa plasma dua jam 11,1 mmol / L atau 200 mg / dL atau lebih tinggi selama OGTT 75-g; Glukosa plasma acak 11,1 mmol / L atau 200 mg / dL atau lebih tinggi pada pasien dengan gejala hiperglikemia (poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan) atau krisis hiperglikemik (Sapra & Bhandari, 2023).

Sebuah laporan menarik menyebutkan bahwa dua pertiga orang dewasa tidak mengakui diabetes sebagai faktor risiko utama penyakit jantung. Laporan yang disusun berdasarkan survey di 50 negara-negara yang berpenghasilan tinggi dan menengah ini mengungkapkan bahwa kesadaran masyarakat dunia akan dampak diabetes terhadap penyakit jantung ternyata masih sangat kurang (Chaudhary et al, 2024).

Secara rinci laporan menyebutkan bahwa jumlah responden sebanyak 48.988 individu (50,8% laki-laki) dari 50 negara yang mewakili enam wilayah WHO. Negara-negara tersebut meliputi 29 negara berpenghasilan tinggi, 12 negara berpenghasilan menengah ke atas, sembilan negara berpenghasilan menengah ke bawah, dan nol negara berpenghasilan rendah. Sebanyak 15.747 (32,1%) responden survei dengan benar mengidentifikasi diabetes sebagai faktor risiko utama penyakit jantung. Kesadaran serupa di antara pria dan wanita (32,3% vs 31,9%) tetapi meningkat seiring bertambahnya usia (dari 30,0% pada responden usia 18-24 tahun menjadi 36,1% pada responden usia >65 tahun). Kesadaran bervariasi menurut negara, mulai dari 7,4% di Slovenia hingga 47,3% di Lithuania. Ada juga perbedaan mencolok oleh wilayah geografis WHO; kesadaran terendah di wilayah Pasifik Barat (23,8%) dan tertinggi di Amerika (36,5%). Hasil survei menunjukkan bahwa negara-negara yang berpenghasilan tinggi memiliki tingkat kesadaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara yang berpenghasilan menengah ke bawah dan menengah ke atas (Chaudhary et al, 2024). Sebaran survei dapat dilihat pada gambar di bawah:


Temuan ini mengkhawatirkan dalam konteks peningkatan diabetes yang diproyeksikan secara substansial selama 25 tahun mendatang, mengingat bahwa mengenali hubungan antara diabetes dan penyakit jantung mungkin penting untuk investasi individu dan sistemik dalam pencegahan primer. Oleh karena itu, temuan ini menggarisbawahi perlunya upaya bersama untuk meningkatkan kesadaran publik tentang faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler. Rendahnya kesadaran di kalangan orang dewasa usia kerja yang terlihat dalam survei tersebut adalah penyebab khusus yang perlu dikhawatirkan, karena risiko kardiovaskular meningkat pesat pada kelompok ini, dan mereka dapat memperoleh manfaat besar dari upaya pencegahan (Chaudhary et al, 2024).


Referensi:
  1. Richard S. Chaudhary, Melanie B. Turner, Laxmi S. Mehta, Nora M. Al-Roub, Sidney C. Smith, Dhruv S. Kazi; Low Awareness of Diabetes as a Major Risk Factor for Cardiovascular Disease in Middle- and High-Income Countries. Diabetes Care 23 February 2024; 47 (3): 379–383. https://doi.org/10.2337/dc23-1731
  2. Sapra A, Bhandari P. Diabetes. [Updated 2023 Jun 21]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551501/

No comments

Abi. Powered by Blogger.