Hikmah Puasa

Image by Freepik

Puasa di bulan Ramadhan adalah ibadah yang diwajibkan bagi umat Islam. Kewajiban ini tertuang dalam Al Qur'an Surat Al Baqarah ayat 183, 

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

yang artinya "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Kewajiban puasa bagi umat Islam diyakini mempunyai manfaat metafisik. Dalam sebuah hadist disebutkan "Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Rafi' telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij telah mengabarkan kepadaku Atha` dari Abu Shalih Az Zayyat bahwa ia mendengar Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata,

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَسْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ وَلِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ بِفِطْرِهِ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah 'azza wajalla telah berfirman; 'Setiap amal anak Adam adalah teruntuk baginya kecuali puasa. Puasa itu adalah bagi-Ku, dan Akulah yang akan memberinya pahala.' Dan puasa itu adalah perisai. Apabila kamu puasa, maka janganlah kamu merusak puasamu dengan rafats, dan jangan pula menghina orang. Apabila kamu dihina orang atau pun diserang, maka katakanlah, 'Sesungguhnya saya sedang berpuasa.' Demi Allah, yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat kelak daripada wanginya kesturi. Dan bagi mereka yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Ia merasa senang saat berbuka lantaran puasanya, dan senang pula saat berjumpa dengan Rabnya juga karena puasanya."

Setidaknya terdapat beberapa manfaat metafisis dari puasa:

  1. Puasa adalah untuk Alloh padahal semua amal anak adam kembali kepada dirinya. 
  2. Puasa adalah perisai dari perbuatan buruk, bahkan saat orang berpuasa di ganggu orang lain, maka dilarang untuk membalasnya.
  3. Bau mulut orang berpuasa yang tidak enak ternyata lebih wangi disisi Alloh dibandingkan minyak kasturi.
  4. Kebahagian bagi orang berpuasa akan berjumpa dengan Rabnya.

Disamping manfaat metafisik, para ahli kesehatan saat ini sudah banyak yang meneliti manfaat puasa secara jasmani. Sebuah review telah dilakukan oleh De Cabo & Mattson, (2019) tentang beberapa manfaat puasa bagi kesehatan orang berpuasa sebagaimana diuraikan di bawah.

Puasa Intermiten dan Perubahan Metabolik

Puasa intermiten adalah praktik makan dengan mengatur jadwal makan yang menentukan waktu dan jumlah makanan yang dimakan. Ada tiga jenis puasa intermiten yang paling populer: puasa setiap hari bergantian (mirip puasa Nabi Daud), puasa intermiten 5:2 (mirip puasa senin kamis, puasa 2 hari dalam seminggu), dan pemberian makanan dengan pembatasan waktu setiap hari. 

Ketika seseorang melakukan puasa intermiten, tubuh beralih dari menggunakan glukosa sebagai bahan bakar menjadi menggunakan asam lemak dan keton. Ini meningkatkan fleksibilitas dan efisiensi metabolisme dalam memproduksi energi. 

Keton bukan hanya sumber bahan bakar selama puasa, tetapi juga memiliki efek yang positif pada kesehatan dan penuaan. Keton dapat mempengaruhi banyak jalur seluler yang berperan dalam kesehatan dan penuaan, seperti regulasi ekspresi dan aktivitas protein dan molekul. 

Diet dengan kalori yang sangat rendah pada 1 hari atau lebih setiap minggu dapat meningkatkan kadar keton dalam tubuh. Ini dapat meningkatkan fleksibilitas dan efisiensi metabolisme tubuh, serta memberikan manfaat pada kesehatan dan penuaan.

Puasa Intermiten dan Ketahanan terhadap Stress

Sebagian besar, sistem organ merespons puasa berulang secara intermiten dengan cara yang memungkinkan organisme untuk mentolerir atau mengatasi tantangan dan kemudian mengembalikan homeostasis. Paparan berulang terhadap periode puasa menghasilkan respons adaptif yang tahan lama yang memberikan ketahanan terhadap tantangan selanjutnya. Sel-sel merespons puasa berulang dengan terlibat dalam respons stres adaptif yang terkoordinasi yang mengarah pada peningkatan ekspresi pertahanan antioksidan, perbaikan DNA, kontrol kualitas protein, biogenesis mitokondria dan autophagy, dan down-regulasi inflamasi. Respons adaptif terhadap puasa dan pemberian makanan ini dilestarikan melintasi taksonomi. Seluruh sel di dalam tubuh dan otak hewan yang menjalani regimen puasa intermiten menunjukkan fungsi yang lebih baik dan ketahanan yang kuat terhadap berbagai jenis cedera potensial, termasuk yang melibatkan stres metabolik, oksidatif, ionik, traumatik, dan proteotoksik. Puasa intermiten merangsang autophagy dan mitophagy sambil menghambat jalur sintesis protein mTOR (target mamalia rapamycin). Respons ini memungkinkan sel untuk menghilangkan protein dan mitokondria yang rusak secara oksidatif dan mendaur ulang komponen molekuler yang tidak rusak sementara mengurangi sintesis protein global untuk menghemat energi dan sumber daya molekuler. Jalur-jalur ini tidak dimanfaatkan atau ditekan pada orang yang makan berlebihan dan sedentari.

Puasa Intermiten dan Kesehatan

Pada manusia, intervensi puasa intermiten dapat memperbaiki obesitas, resistensi insulin, dislipidemia, hipertensi, dan inflamasi. Puasa intermiten tampaknya memberikan manfaat kesehatan lebih besar daripada yang dapat diatribusikan hanya pada penurunan asupan kalori. Dalam satu uji coba, peserta sehat yang ditugaskan untuk melakukan puasa setiap hari bergantian selama 22 hari kehilangan 2,5% dari berat awal mereka dan 4% dari massa lemak, dengan penurunan kadar insulin puasa sebesar 57%. Pada dua uji coba lainnya, wanita yang kelebihan berat badan (sekitar 100 wanita dalam setiap uji coba) ditugaskan untuk mengikuti rejimen puasa intermittent 5:2 atau pengurangan asupan kalori harian sebesar 25%. Wanita dalam kedua kelompok kehilangan jumlah berat badan yang sama selama periode 6 bulan, tetapi mereka yang ditugaskan untuk puasa intermiten 5:2 memiliki peningkatan sensitivitas insulin yang lebih besar dan pengurangan lingkar pinggang yang lebih besar.

Puasa Intermiten dan Efeknya terhadap Fisik dan Kognitif

Puasa intermiten meningkatkan fungsi fisik dan kognisi pada hewan dan manusia. Contohnya, tikus yang dibuat puasa bergantian setiap hari memiliki daya tahan lari yang lebih baik. Orang yang berpuasa setiap hari selama 16 jam kehilangan lemak dan mempertahankan massa otot. Studi menunjukkan bahwa puasa intermiten juga meningkatkan kognitif seperti memori dan fungsi otak, dan dapat membalikkan efek buruk dari obesitas, diabetes, dan neuroinflamasi. Pembatasan kalori harian juga meningkatkan kognisi pada orang dewasa, dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang puasa intermiten dan kognitif pada orang tua.

Selamat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan 1444 H bagi saudara Muslim.

Referensi

  1. De Cabo, R., & Mattson, M. P. (2019). Effects of intermittent fasting on health, aging, and disease. New England Journal of Medicine, 381(26), 2541-2551.
  2. Keutamaan Puasa. Hadits Shahih Muslim No. 1944 - Kitab Puasa. https://www.hadits.id/hadits/ muslim/1944
  3. Tafsir Web. Surat Al Baqarah ayat 83. Surat https://tafsirweb.com/37098-surat-al-baqarah-lengkap.html

No comments

Abi. Powered by Blogger.