MULTI PARADIGMA DALAM ILMU KEPERAWATAN
Disiplin keperawatan mencerminkan pengetahuan yang terkait dengan studi, baik sains maupun tindakan keperawatan. Sebagai disiplin, ada begitu banyak kontroversi yang menyertai pertumbuhan keperawatan. Lebih dari 20 tahun, diskusi tentang paradigma mana yang harus memandu ilmu keperawatan masih belum terselesaikan. Tulisan ini merupakan ringkasan sebuah artikel yang membahas tentang paradigma dalam ilmu keperawatan.
Sifat Paradigma
Ada begitu banyak definisi paradigma dalam artikel ini, tetapi penulis lebih suka menggunakan definisi paradigma kim di seluruh artikel ini. Kim mendefinisikan paradigma sebagai "... perspektif ilmiah umum dan tradisi," karena ilmu keperawatan berkembang dari berbagai tradisi penelitian dan masalah disiplin memerlukan perspektif yang berbeda.
Paradigma Dalam Keperawatan
Ilmu keperawatan dicirikan oleh dua paradigma dominan yaitu empiris dan interpretatif. Empericism didasarkan pada asumsi bahwa apa yang diketahui dapat diverifikasi melalui indera. Empirisme berakar pada aliran filsafat positivis yang logis. Empirisme modern juga disebut post-positivisme, menggabungkan pendekatan historis untuk sains bersama dengan metode empiris. Di sisi lain, historisisme berkaitan dengan nilai-nilai dan kepercayaan para ilmuwan. Pendekatan historis menggabungkan ide-ide bahwa sains harus dinilai berdasarkan jumlah masalah yang dipecahkan.
Kritisme Empirisisme
Objektivitas dan kontrol adalah aspek empirisme yang telah dikritik oleh banyak peneliti keperawatan. Dalam penyelidikan emperisme, peneliti mengontrol variabel-variabel yang tidak berhubungan. Namun, tidak mungkin untuk mengendalikan banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Beberapa ilmuwan keperawatan mengkritik bahwa positivisme tidak mengenali bentuk lain dari pengetahuan selain apa yang dapat diverifikasi.
Paradigma Interpretasi
Paradigma imperatif dalam ilmu keperawatan berkembang karena beberapa alasan. Pertama, banyak ilmuwan perawat awal dididik dalam disiplin. Kedua, bagi beberapa ilmuwan perawat, empirisme tidak mengakui pengetahuan estetika, etika, dan pribadi yang melekat dalam keperawatan. Ketiga, pendekatan interpretatif dipandang lebih kongruen dengan bahasa dan kepercayaan keperawatan. Keempat, keperawatan ingin membangun landasan teoretis untuk disiplin, dan akhirnya, pendekatan kualitatif menawarkan perspektif dan metodologi baru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan disiplin.
Paradigma imperatif ditandai oleh asumsi ontologis bahwa realitas itu kompleks, holistik, dan bergantung pada konteks. Fokus investigasi adalah pada pengalaman manusia; dengan demikian, subjektivitas daripada objektivitas ditekankan.
Kritik Paradigma Interpretatif
Batasan paradigma interpretatif adalah ia mengabaikan realitas masalah fisiologis yang merupakan bagian integral dari suatu disiplin yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit. Metodologi interpretatif juga telah dikritik karena kurangnya kekakuan, terutama berdasarkan kriteria yang digunakan untuk menilai studi kuantitatif. Studi kualitatif menghasilkan temuan terisolasi yang tidak memajukan disiplin.
Paradigma Tunggal Atau Multi?
Beberapa penulis berpendapat bahwa penyatuan teoretis bermanfaat untuk pofesi. Keuntungan dari satu paradigma terletak pada kesederhanaan dan penghemantan, sementara kerugiannya adalah sempitnya pandangan yang diberikan oleh perspektif seperti itu.
Keberadaan paradigma multple dalam ilmu keperawatan menunjukkan ilmu yang kuat dan berkembang. Mereka mendorong kreativitas, merangsang debat dan bertukar gagasan, memberikan keragaman pandangan, mempromosikan produktivitas, dan membuka jalan penyelidikan. Kerugiannya adalah banyak praktisi yang menjadi bingung dan terbagi atas klaim yang saling bertentangan dari berbagai sudut pandang.
Implikasi Multiparadigmisme Untuk Ilmu Keperawatan
Berbagai paradigma memungkinkan pengembangan lebih banyak teori untuk keperawatan. Kelayakan dan pentingnya pendekatan multiparadigmatik pada akhirnya akan ditetapkan melalui kegunaannya dalam praktik.
Kesimpulan
Multiparadigmism menawarkan janji yang lebih besar untuk pengembangan pengetahuan keperawatan daripada penyatuan teoretis.
Daftar Rujukan:
- Monti, E. J., & Tingen, M. S. (1999). Multiple paradigms of nursing science. Advances in Nursing Science, 21(4), 64-80.
Leave a Comment